SOLID GOLD BALI – Harga minyak mentah kembali melemah pada awal perdagangan hari ini. Sentimen utama yang menyeret harga datang karena meningkatnya kasus virus corona yang mengganggu harapan untuk pemulihan permintaan bahan bakar.
Hal ini membuat minyak mentah ada di jalur penurunan bulanan pertama dalam beberapa bulan setelah tergelincir pekan lalu.
Senin (28/9), pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 turun tipis 8 sen atau 0,2% menjadi US$ 41,84 per barel. Pekan lalu, harga Brent koreksi 2,9%.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 ada di US$ 40,12 per barel, turun 13 sen atau 0,3%, menyusul penurunan 2,1% di minggu lalu.
Dengan hasil ini, Brent berada di jalur penurunan untuk bulan pertama dalam enam bulan. Sedangkan WTI menuju kerugian bulanan pertama sejak April. Hal tersebut terjadi karena pembatasan mobilitas baru di berbagai negara menyusul lebih banyak kasus virus corona yang mengaburkan prospek pemulihan permintaan bahan bakar.
“Jumlah kasus Covid-19 baru semakin cepat di negara bagian utama Amerika Serikat (AS), yang akhirnya memperbaharui kekhawatiran akan pembatasan mobilitas yang menantang pemulihan permintaan minyak yang sedang berlangsung pada kuartal terakhir,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Tekanan lebih kencang datang setelah lebih banyak minyak mentah yang diekspor dari produsen OPEC, Iran dan Libya, meskipun ada upaya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya untuk membatasi produksi.
Namun, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara OECD diperkirakan hanya sedikit di atas rata-rata lima tahun pada kuartal pertama 2021, sebelum turun di bawah level tersebut untuk sisa tahun ini.
Di Norwegia, salah satu produsen minyak terbesar di luar OPEC, pemogokan pekerja yang mungkin terjadi pada 30 September mengancam untuk memangkas produksi Norwegia sebesar 900.000 barel per hari, Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia (NOG) mengatakan pada hari Jumat.
Juga, salah satu bentrokan terberat antara Armenia dan Azerbaijan sejak 2016 pecah selama akhir pekan, menyalakan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di Kaukasus Selatan. Di wilayah tersebut terdapat koridor pipa yang membawa minyak dan gas ke pasar dunia. SOLID GOLD.
Baca Juga :
Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka
Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Bantah Lakukan Bisnis Tak Wajar
Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | Solid Gold Berjangka Serius Bidik Milenial
Solid Gold | Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | Luar Biasa Solid Gold Berjangka
Solid Gold | Transaksi Bursa Berjangka Melejit Solid Gold Catat Pertumbuhan
Solid Gold | Nasabah Baru PT Solid Gold Berjangka Makassar Tumbuh
Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka Catat Pertumbuhan
Solid Gold | Kinerja Kuartal Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | Nasabah PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Signifikan
Solid Gold | Perusahaan Berjangka Solid Gold Bidik Nasabah Milenial
Solid Gold | Kinerja Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | Kinerja PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Dua Ribu Persen Lebih
Solid Gold | Kuartal 3 Harga Emas Stabil Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | Solid Gold Berjangka Ingin Hilangkan Persepsi Negatif
Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Bukukan Pertumbuhan Volume Transaksi
Solid Gold | Perang Dagang Buat Emas Berkilau
Solid Gold | Harga Emas Anjlok
Solid Gold | Perdagangan Emas Paling Banyak Diminati Hari Ini
Solid Gold | Komoditas Kopi dan Emas Cukup Signifikan
Solid Gold | Olein Akan Meningkat di 2020
SUMBER : KONTAN.CO.ID
No comments:
Post a Comment