03/11/20 ~ PT. Solid Gold Berjangka Bali

SOLID GOLD BERJANGKA | Harga Minyak Berpotensi Naik Didorong Harapan Stimulus Trump

SOLID GOLD BERJANGKA BALI – Harga minyak beragam pada Rabu pagi, namun kemungkinan stimulus ekonomi yang disampaikan Trump akan memicu pembelian dan juga produsen AS akan memangkas pengeluaran dalam rangka menurunkan produksi.

Pada hari Senin, Presiden AS Donald Trump berjanji menyiapkan langkah “besar” untuk menyeimbangkan ekonomi AS terhadap dampak penyebaran wabah virus covid-19. Sementara Pemerintah Jepang berencana menganggarkan lebih dari $4 miliar untuk paket stimulus tahap dua untuk mengatasi virus.

Produsen minyak serpih AS, termasuk Occidental Petroleum Corp (N: OXY), menambah pemotongan belanja yang dapat mengurangi produksi, menurut berita yang dilansir Reuters Rabu (11/03) pagi.

“Hampir ada tanggapan langsung dari produsen AS untuk memangkas pengeluaran yang kemungkinan akan mengakibatkan berkurangnya produksi minyak AS dalam beberapa bulan ke depan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Minyak anjlok sekitar 25% pada hari Senin yang dilanjutkan penguatan pada Selasa bersama dengan ekuitas dan pasar keuangan lainnya.

Berdasarkan data investing.com pada pukul 8.00 WIB, Brent futures (LCOc1) turun $0,47, atau 0,55%, menjadi $37,77 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS (CLc1) naik $0,30, atau 1,69%, menjadi $35,45.

Kedua patokan jatuh pada hari Senin ke level terendah sejak Februari 2016, persentase satu hari terbesar mereka menurun sejak 17 Januari 1991, yang merupakan awal Perang Teluk pertama.

Volume perdagangan di bulan depan untuk kedua kontrak jauh di bawah rekor tertinggi yang terlihat pada hari Senin, ketika volume melonjak setelah Arab Saudi, Rusia dan produsen minyak utama lainnya mengakhiri tiga tahun kerja sama pembatasan pasokan dan memulai perang harga guna mendapatkan pangsa pasar.

Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, meningkatkan ketegangan dengan rencana memasok 12,3 juta barel per hari (bph) pada bulan April, jauh di atas tingkat produksi saat ini 9,7 juta bph, menurut CEO Saudi Aramco Amin Nasser.

“Harga minyak telah berhasil mempertahankan beberapa kenaikan meskipun Arab Saudi mengumumkan akan menambah pasokan pada bulan April,” kata Rystad’s Tonhaugen, mencatat, “Arab Saudi tidak menggertak dan pasar akan merasakannya bulan depan.”

Menteri perminyakan Rusia Alexander Novak mengatakan dia tidak mengesampingkan langkah-langkah bersama dengan OPEC untuk menstabilkan pasar, sambil menambahkan bahwa pertemuan OPEC+ berikutnya direncanakan untuk Mei-Juni.

Namun menteri energi Arab Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak melihat perlunya mengadakan pertemuan OPEC+ pada Mei-Juni jika tidak ada kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk menangani dampak virus covid-19 pada permintaan dan harga minyak. SOLID GOLD BERJANGKA.