PT. SOLID GOLD BERJANGKA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir,
akan terpaksa ofensif lantaran mengaku selalu diserang. Badan
Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno heran dengan
pernyataan Erick.
"Bukannya sebaliknya? Kami diserang dengan menggunakan narasi-narasi stigma uneducated (tidak berpendidikan) seperti sontoloyo, genderuwo, anti-Pancasila, intoleran dan lain-lain. Bahkan tidak jarang menggunakan aparatur negara, baik hukum maupun aparatur sipil seperti kepala daerah di mana secara demonstratif menunjukkan sikap yang sangat tidak adil. Ketidakadilan dipertontonkan secara vulgar," kata koordinator jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar saat dikonfirmasi, Jumat (14/12/2018).
"Bukannya sebaliknya? Kami diserang dengan menggunakan narasi-narasi stigma uneducated (tidak berpendidikan) seperti sontoloyo, genderuwo, anti-Pancasila, intoleran dan lain-lain. Bahkan tidak jarang menggunakan aparatur negara, baik hukum maupun aparatur sipil seperti kepala daerah di mana secara demonstratif menunjukkan sikap yang sangat tidak adil. Ketidakadilan dipertontonkan secara vulgar," kata koordinator jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar saat dikonfirmasi, Jumat (14/12/2018).
Erick sebelumnya mengatakan selama ini kubu pasangan nomor urut 01 lebih
sering defensif. Bahkan, menurut Erick, selama ini pelaporan terhadap
Jokowi-Ma'ruf tidak benar adanya. Oleh sebab itu, mau tidak mau kini
timses Jokowi-Ma'ruf diminta beralih ke mode 'menyerang'. Bagi Dahnil, oposisi memang sewajarnya mengkritik pemerintah. Lagi pula
Dahnil menyebut kritik yang disampaikan selama ini masih dalam taraf
wajar.
"Sebagai oposisi kami dalam posisi mengkritik petahana dan itu alamiah saja dalam politik, jadi Pak Prabowo dan Sandi tidak pernah menyerang personal atau lainnya. Yang dikritik adalah kebijakan dan sikap yang tidak berpihak kepada rakyat," tegas Dahnil.
"Sebagai oposisi kami dalam posisi mengkritik petahana dan itu alamiah saja dalam politik, jadi Pak Prabowo dan Sandi tidak pernah menyerang personal atau lainnya. Yang dikritik adalah kebijakan dan sikap yang tidak berpihak kepada rakyat," tegas Dahnil.
SUMBER : DETIK.COM